Masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW
Pada usia 35 th lima tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu
Makkah dilanda banjir besar hingga meluap ke baitul Haram yang dapat
meruntuhkan Kakbah. Dengan peristiwa itu orang-orang Quraisy sepakat
untuk memperbaiki Kakbah dan yang menjadi arsitek adalah orang Romawi
yang bernama Baqum.
Ketika pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad mereka saling
berselisih tentang siapa yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan
perselisihan ini sampai 5 hari tanpa ada keputusan dan bahkan hampir
terjadi peretumpahan darah. Akhirnya Abu Umayah menawarkan jalan keluar
siapa yang pertama kali masuk lewat pintu Masjid itulah orang yang
memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua pada sepakat dengan cara ini.
Allah SWT menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu masjid
adalah Rasulullah SAW dan yang berhak adalah Rasulullah.
Orang-orang Quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad . Rasulullah
meminta sehelai selendang dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang
ujung-ujung selendang lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati
tempatnya Nabi mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya ke tempat semula
akhirnya legalah semua. Mereka pada berbisik dan menjuluki “Al-Amin”
yang artinya dapat dipercaya.
Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa,
beliau sebagai orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang
buruk, perkataannya lembut, akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur
terjaga jiwanya, terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, tepat janji,
paling bisa dipercaya sehingga mendapat julukan Al-Amin dan beliau juga
membawa bebannya sendiri, memberi kepada orang miskin, menjamu tamu dan
menolong siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.
Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya
mengasingkan diri dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal
Nur. Rasulullah di Gua Hira beribadah dan memikirkan keagungan alam.
Pada usia genap 40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul. Beliau menerima
wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan Malaikat jibril yaitu
surat Al-Alaq ayat 1-5.
Ketika Nabi berada di gua Hira datang malaikat Jibril dan memeluk Nabi
sambil berkata “Bacalah”. Jawab Nabi “Aku tidak dapat membaca” Lantas
Malaikat memegangi dan merangkul Nabi hingga sesak kemudian
melepaskannya dan berkata lagi “Bacalah”. Jawab Nabi”Aku tidak bisa
membaca”. Lantas Malaikat memegangi dan merangkulnya lagi sampai ketiga
kalinya sampai Nabi merasa sesak kemudian melepasknnya. Lalu Nabi
bersedia mengikutinya (Surat Al-Alaq ayat 1-5). QS 96 : 1-5)
Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati yang bergetar lalu pulang
dan menemui Khadijah (isterinya) untuk minta diselimutinya. Beliau
diselimuti hingga tidak lagi menggigil tapi khawatir akan keadaan
dirinya.
Khadijah menemui Waraqah bin Naufal dan menceritakan kejadian yang
dialami oleh Nabi. Waraqah menanggapi “Maha suci, Maha suci, Dia
benar-benar nabi umat ini, katakanlah kepadanya, agar dia berteguh hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar