I will fly

Rabu, 22 Agustus 2012

terapi kromosom, rahasia putihkan kulit

banyak yang berpendapat cantik itu tidak harus putih.
Ya, memang benar. Namun, seiring dengan munculnya
pendapat tersebut, wanita yang ingin memiliki kulit putih
justru semakin banyak entah fenomena apa ini namun
setiap kebalikan menjadi kebalikan.

Sebenarnya, apa sih yang menyebabkan perbedaan kulit
manusia? Mengapa ada orang yang memiliki kulit hitam
dan orang lain bisa punya kulit yang putih?
Adalah SLC24A5, sebuah gen yang terdapat pada kromosom
ke-15 dalam tubuh manusia. Gen ini tersusun dari 396 molekul
asam amino. Menurut penelitian, aktivitas gen SLC24A5 inilah
yang menentukan jumlah dan aktivitas melanosit. Semakin tinggi
aktivitas gen SLC24A5, semakin tinggi jumlah melanosit yang
akan memproduksi banyak melanin. Artinya, kulit akan semakin
gelap. Demikian pula sebaliknya, jika aktivitas gen SLC24A5 ini
semakin sedikit, kulit cenderung semakin terang.

Aktivitas gen SLC24A5 pada ras kaukasia lebih rendah ketimbang
ras lainnya, sehingga tak heran apabila ras kaukasia cenderung berkulit
putih ketimbang ras lain. Para peneliti medis dari Swiss, telah mengamati
dan meneliti aktivitas gen SLC24A5 selama bertahun-tahun lamanya.
Berdasarkan penelitian tersebut, akhirnya mereka menemukan penghambat
gen SLC24A5. Anda yang memiliki kulit hitam, bisa menjadi putih!

Penelitian panjang yang membuahkan hasil ini, telah melalui tahapan
penelitian in vitro dan in vivo, baik pada hewan dan manusia. Penghambat
gen tersebut, juga diuji dan dipercaya sebagai agen pemutih terbaik,
teraman dan terkuat di dunia. Anda tak perlu khawatir akan pengaruhnya
pada sel pigmen rambut dan mata, karena gen penghambat ini tidak akan
menyebabkan albinisme. Produk ini telah terbukti secara klinis efektif untuk
kulit yang berwarna gelap, warna kulit tidak rata, atau kulit dengan masalah pigmentasi.

1.200 subyek dari ras yang berbeda-beda disertakan dalam penelitian ini.
Mereka terdiri dari 500 orang Afrika, 7Ǡ orang Asia (China, Korea,
Jepang, Thailand, India, Indonesia dan Asia Tengah) dengan gradasi
warna kulit yang berbeda-beda. Subyek penelitian terdiri dari 6Ǡ
orang wanita, dan 600 orang pria dengan range usia antara 15-65 tahun.
Seluruh subyek disuntik dengan 4Ǡmg SLC24A5 Inhibitor setiap 2 hari,
dengan panjang waktu pemberian berbeda-beda tergantung pada gradasi
warna kulit. Subyek dengan warna kulit yang lebih gelap seperti orang
Afrika, India, dan Indonesia, disuntik 54 kali dalam jangka waktu 108 hari.

Sementara subyek dengan warna kulit lebih terang, disuntik 18 kali dalam
36 hari. Perubahan pigmen kulit, rambut dan mata dicatat setiap minggu
selama proses penelitian. Mereka juga diamati selama 6 bulan setelah selesai
penelitian, untuk memastikan tidak ada sisa SLC24A5 Inhibitor yang
menimbulkan efek samping pada rambut dan mata.

Hasilnya, 300 subyek orang Asia berkulit gelap menjadi lebih cerah setelah
suntikan ke-9 (atau hari keᆦ). Cerahnya kulit ini ditandai dengan wajah
terlihat sedikit lebih putih dan bersinar, kurang lebih 40-ȗ% lebih cerah dari
sebelumnya. Subyek orang Asia dengan kulit sangat gelap, juga memperlihatkan
perubahan 25-35% setelah suntikan ke-9. Sedangkan subyek orang Afrika
memperlihatkan tingkat kecerahan sebanyak 5% setelah suntikan ke-8.
 Efikasi SLC24A5 Inhibitor ini konsisten dimulai dari kepala kemudian
secara perlahan turun ke area wajah, leher dan berlanjut ke seluruh tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar