4. Warna Kain Songket
Warna yang digunakan untuk mewarnai kain songket
didapat dari pewarna kesumbo untuk warna hijau, ungu, merah anggur dan warna
kuning dari kunyit sedangkan untuk warna merah dengan menggunakan kulit kayu
sepang yaitu kulit kayu dari pohon sepang yang sudah tua. warna ungu dapat juga
dihasilkan dari kulit buah manggis. Semua yang
digunakan untuk mewarnai kain songket ternyata berbahan dasar dari alam, mereka
berusaha memadukan warna ini sehingga menghasilkan warna terang mencolok dan
indah. Untuk membuat warna dalam kain tentunya memerlukan pengetahuan yang
tidak sembarangan, dimana dia harus mengolah bahan dasar dari alam ini menjadi
sebuah tinta.
Manusia terkenal sebagai
makhluk bersimbol, setiap tingkah laku dan perbuatannya penuh dengan
simbol-simbol tertentu, tidak terkecuali apa yang terdapat dalam warna kain
songket. Setiap warna yang terdapat dalam kain songket memiliki artinya
tersendiri yang dapat menunjukan status dari sipemakainya, bukan hanya status kekayaan
namun juga status sosial yang diantaranya adalah kain songket dengan warna
hijau, merah dan kuning dipakai oleh janda, sedangkan bila mereka ingin menikah
lagi maka mereka dapat menggunakan warna-warna yang terang atau cerah (Suwarti
Kartiwa: 35). Dalam kain songket tidak mempunyai patokan dalam hal warna untuk
satu jenis kain songket tertentu, karena pada kain songket yang dipentingkan
adalah pada jenis dan kegunaannya, dalam satu jenis kain songket terdapat lebih
dari satu warna sebagai penghias kain.
Lambang Motif yang terdapat
dalam Kain Songket Palembang
Seperti yang telah dikemukakan di atas, kalau hidup
manusia ini penuh dengan simbol-simbol, dalam kain songket ternyata mempunyai
arti perlambangan yang sakral dalam setiap coraknya dan dalam satu kain songket
terdapat motif, warna dan perlambangan berbeda sehingga menghasilkan perpaduan
yang indah. Lambang-lambang yang terdapat dalam kain songket dan
penggunaannya antara lain:
a. Motif bunga mawar dalam desain kain songket mempunyai arti perlambangan sebagai penawar malapetaka. Kain songket yang memiliki motif bunga mawar biasanya dipakai sebagai kelengkapan upacara cukur rambut bayi sebagai selimut dan kain gendongan. Kain songket dengan motif bunga mawar digunakan dengan harapan kehidupan si anak yang akan datang selalu terhindar dari bahaya dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
b. Motif bunga tanjung melambangkan keramah tamahan sebagai nyonya rumah juga sebagai lambang ucapan selamat datang. Kain songket yang memiliki motif bunga tanjung dipakai oleh nyonya rumah untuk menyambut tamu.
c. Motif bunga melati dalam desain kain songket melambangkan kesucian, keanggungan dan sopan santun. Kain songket yang memiliki motif bunga melati biasanya digunakan oleh gadis-gadis dalam lingkup kerajaan yang belum menikah karena motif bunga melati menggambarkan kesucian.
d. Motif pucuk rebung melambangkan harapan baik, karena bambu adalah pohon yang tidak mudah rebah oleh tiupan angin kencang. Motif pucuk rebung selalu ada dalam setiap kain songket sebagai kepala kain atau tumpal. Penggunaan motif pucuk rebung pada kain songket dimaksudkan agar sipemakai selalu mempunyai keberuntungan dan harapan baik dalam setiap langkah hidup.
Pada masa sekarang ini di
Indonesia, arti dan perlambang dalam motif kain tidak sedikit yang
mengabaikannya, banyak dari mereka mengindahkan semuanya itu. Apa yang ada
dalam dalam motif kain ini sebenarnya melambangkan sebuah do’a untuk
sipemakainya, sebagai contoh motif pucuk rebung memiliki arti agar sipemakai
selalu berada dalam keberuntungan dalam hidupnya. Apa yang ada dalam motif kain
ini merupakan simbol dari harapan manusia itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar