Kecantikan dan ketampanan adalah sesuatu yang menarik. Ia menjadi
nilai plus bagi seseorang yang memilikinya. Namun ia akan menjadi petaka
jika perempuan cantik atau lelaki tampan tidak bersikap dengan baik.
Sebagaimana penguasa yang memiliki kekuasaan penuh sering kali menjadi
tiran, begitu pula halnya dengan lelaki tampan atau perempuan cantik. Si
tampan lantas menjadi sombong dan bergaya playboy. Si perempuan cantik
lantas menjadi genit dan mengumbar kecantikannya ke banyak orang.
Terkait dengan kecantikan perempuan, beberapa bulan silam, sebuah jurnal psikologi online, Social Psychological and Personality Science,
menerbitkan tulisan hasil penelitian tentang psikologi perilaku
laki-laki jika berinteraksi dengan perempuan cantik. Tulisan tersebut
disusun oleh Richard Ronay dan William von Hippel dari Universitas
Queensland, St Lucia, Australia. Dalam tulisan itu, para peneliti dari
Universitas Queensland mengambil kesimpulan yang cukup mencengangkan.
Kehadiran perempuan cantik ternyata bisa menaikkan tingkat testosteron
pada diri lelaki, bahkan cenderung menimbulkan bahaya bagi sang lelaki.
Para peneliti melakukan eksperimen dengan meminta beberapa lelaki dewasa untuk melakukan dua aksi di atas papan luncur (skateboard).
Aksi pertama merupakan aksi yang mudah dan tidak berbahaya yang
dilakukan di depan seorang lelaki lain. Sedangkan aksi kedua merupakan
aksi yang sulit dan berbahaya yang dilakukan hadapan seorang perempuan
muda yang menarik. Tingkat testosteron lantas diukur setelah kedua aksi
itu dilakukan.
Ketika akan mencoba aksi skateboard tersebut di hadapan perempuan
cantik, para lelaki itu ditawarkan pilihan, apakah membatalkan aksi
tersebut atau tetap mencoba melakukannya meskipun jelas ada risiko yang
akan menimpa diri mereka. Sebab jika aksi tidak berhasil dilakukan
dengan baik, risiko bahaya jelas menimpa diri mereka. Kondisi tersebut
dipilih oleh para peneliti karena menyerupai dengan kondisi ketika
lelaki berada di belakang kemudi mobil atau saat duel fisik dengan
lelaki lain.
Sesuai dengan prediksi para peneliti, ternyata para pemuda itu justru
berani mengambil yang lebih besar di hadapan wanita yang cantik.
Padahal mereka menyadari, risiko kecelakaan kemungkinan besar akan
terjadi jika mereka melakukan aksi berbahaya di atas skateboard
tersebut. Kadar testosteron secara signifikan naik menjadi lebih tinggi
pada diri para pemuda itu daripada mereka tampil di hadapan orang
laki-laki lain.
Seperti disinyalir oleh sang peneliti, hasil penelitian ini
membuktikan kebenaran sebuah pepatah yang terdapat di berbagai karya
seni, mitologi, dan teks sastra sejak ribuan tahun silam. Yaitu bahwa
perempuan cantik bisa mendorong lelaki berani melemparkan
kehati-hatiannya ke udara. Karena itulah, Julius Caesar pun takluk
bertekuk lutut di hadapan Nefertiti. Kekuasaannya pun ambrol saat
cintanya kepada Nefertiti lebih ia pentingkan daripada kekuasaan yang
telah dibangunnya bertahun-tahun.
Tak hanya di zaman kuno saat Nefertiti dan Julius Caesar hidup, di
zaman yang serba modern ini pun, kecantikan perempuan bahkan lebih
dieksploitasi lagi. Di setiap pameran industri, perempuan-perempuan
cantik dengan penampilan sexy dipajang di setiap stan. Di setiap ajang lomba balap otomatif, perempuan-perempuan cantik nan sexy
dipajang hanya untuk membawa sebuah payung untuk sang pembalap. Hal itu
seolah melecehkan perempuan hanya sebagai pajangan bagi lelaki.
Agama sebenarnya sudah menyadari sepenuhnya bahwa tata pergaulan
antara lawan jenis rentan sekali menimbulkan pelecehan seksual. Hal
inilah yang kemudian diantisipasi dengan berbagai aturan agar perempuan
tetap ditempatkan sebagai pribadi terhormat yang tidak boleh dilecehkan
dengan semena-mena. Di sisi lain, lelaki pun mempunyai kewajiban untuk
melindungi perempuan yang menjadi tanggungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar