Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri yang bisa dilihat, diantaranya:
1.
Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam
keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun
celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya memiliki
beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak
orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang
jika dicela.”
Perjalanan
waktulah yang akan menentukan seorang itu ikhlas atau tidak dalam
beramal. Dengan melalui berbagai macam ujian dan cobaan, baik yang suka
maupun duka, seorang akan terlihat kualitas keikhlasannya dalam
beribadah, berdakwah, dan berjihad.
Al-Qur’an
telah menjelaskan sifat orang-orang beriman yang ikhlas dan sifat
orang-orang munafik, membuka kedok dan kebusukan orang-orang munafik
dengan berbagai macam cirinya. Di antaranya disebutkan dalam surat
At-Taubah ayat 44-45, “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad
dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang
bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hati
mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam
keragu-raguannya.”
2.
Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama
manusia atau jauh dari mereka. Disebutkan dalam hadits, “Aku beritahukan
bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan
seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti
debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan
kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi
mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.”
(HR Ibnu Majah)
Tujuan yang
hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah, bukan ridha
manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal,
baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak,
mendapat pujian atau celaan. Karena mereka yakin Allah Maha melihat
setiap amal baik dan buruk sekecil apapun.
3.
Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang dai yang ikhlas akan merasa
senang jika kebaikan terealisasi di tangan saudaranya sesama dai,
sebagaimana dia juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya.
Para
dai yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena
itu mereka senantiasa membangun amal jama’i dalam dakwahnya. Senantiasa
menghidupkan syuro dan mengokohkan perangkat dan sistem dakwah.
Berdakwah untuk kemuliaan Islam dan umat Islam, bukan untuk meraih
popularitas dan membesarkan diri atau lembaganya semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar